Contact Form

 

CUAMI : Visitee


Halo cimseeeerrrrss ^^, hai CIMSA, kita dari panitia MDG'S CIMSA UNAND ingin melaporkan hasil kegiatan kami yang bertempat di desa Bungus, Bukit Lampu. Nah kali ini visit yang baru diadakan pada CUAMI ada 2 acara, yaitu Visit to Doctor , Visit To Village dan family. Untuk Acara Visit To Doctor, kegiatan diadakan di kampus dan mengundang sebagian warga dari desa Bungus. Acara dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2012. Deskripsi acaranya bisa dilihat dibawah ini:

Tanggal 7 Oktober
Acara dimulai dari pukul 9.00 dengan kata sambutan dari PO, lalu kata sambutan dari Presiden CIMSA dan dibuka oleh Pembina CIMSA. Setelah dibuka, rangkaian acara yang pertama adalah seminar dari Dr. Nuzulia Irawati MS membahas tentang malaria dan profilaks nya. Di sini dijelaskan berbagai tipe malaria dan perubahan signifikan yang dilakukan oleh vektor malaria sehingga untuk memberantas malaria itu sulit. Dan dijelaskan mengapa profilaks nya itu kombinasi obat. Setelah seminar dibuka sesi pertanyaan, lalu muncullah 3 lebih penanya, dan sesuai waktu hanya 5 penanya yang bisa menyampaikan pertanyaannya. Ada yang menanyakan tentang malaria di padang, kalimantan, pantai, lalu pencegahan sebaiknya, dan hal lain yang menarik terkait malaria.

Selanjutnya setelah satu materi, dilanjutkan dengan ice breaking untuk mencairkan suasana yang tampak hangat. Ice breaking juga bertujuan sembari menunggu pemateri yang sedang perjalanan dari jakarta. Kira-kira pukul 11, sesuai dengan rundown, pemateri kedua yaitu Prof. Dr. dr. Inge Susanto, M. Phil membahas mengenai antimalarial resistance. Di sini pemateri menyampaikan tentang apa saja obat yang sudah resisten terhadap malaria dan pengobatan terbaru untuk malaria berdasarkan penelitian terkini. Setelah materi ini, dibuka sesi tanya jawab, sesuai dengan waktu yang tersedia hanya bisa diberikan 3 kesempatan untuk penanya. Setelah 2 materi tersampaikan, dan waktu makan siang beserta waktu shalat, maka rehat sejenak, sembari panitia mempersiapkan susunan bangku untuk SWG. SWG (Small Working Group) yaitu peserta dibagi perkelompok, kemudian diberi skenario mengenai penyakit malaria, untuk kemudian mendiskusikan tentang pertolongan pertama, diagnosis, prevensi dan terapi yang sesuai dengan skenario tersebut. SWG di sini dibagi menjadi 2 kelompok kader dengan skenario yang cocok dengan kader, dan 10 kelompok mahasiswa kedokteran dengan skenario sesuai dengan pengetahuan mahasiswa kedokteran. 
Setelah SWG, dilakukan LWG. LWG (Large Working Group) yaitu presentasi dari hasil diskusi pada kegiatan SWG untuk kemudian didiskusikan bersama dan dikoreksi oleh pemateri. LWG diamati oleh pemateri dan diluruskan apabila ada hal yang keliru. Lalu setelah itu, pengumuman Best SWG untuk kelompok mahasiswa dan kader. Kemudian pemberian doorprize, dan sertifikat beserta kenang-kenangan untuk pemateri. Acara diakhiri dengan pembacaan doa, dan resmi ditutup dengan selesainya pembacaan doa.

Eits tunggu dlu! Setelah itu barulah agenda sebenarnya tiba. Yaps, Visit To Village and Family yang diadakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 27-28 Oktober 2012. Tema MDG's yang diangkat berhubungan dengan prevalensi malaria tinggi di daerah sekitar Padang yang diberi nama CUAMI (Cimsa Unand Against Malaria Infection). Deskripsi kegiatannya yaitu sebagai berikut :
Tanggal 27 Oktober :
Panitia berkumpul jam 3 di kampus, kira-kira pukul 4 sore sudah berada di daerah visit to family. Panitia yang bisa mengikuti event ini ada 24 orang. Setiba di sana, kita langsung ke rumah bu RT, lalu dipandu ke rumah penduduk kemudian dibagi menjadi 9 rumah dengan panitia sejumlah 2 orang di 7 rumah, 4 orang di 1 rumah dan 6 orang di 1 rumah. Kesenjangan total per rumah karena ada warga yang tidak bersedia untuk menginap di sana, sehingga 4 orang di tempat ibu RT, 6 orang di rumah pak RT terdahulu. Kegiatan di rumah warga di mulai dari maghrib sampai menjelang tidur. Sebelum menginap, panitia mengamati pola hidup bersih rumah tangga, juga mencari sumber nyamuk, dan tidak lupa sebelum tidur melakukan edukasi menghilangkan tempat hidup nyamuk malaria, salah satu nya dengan strategi presentasi melalui print out slide tentang malaria. Dan tak lupa mengatakan bahwa besok harinya akan dilakukan pemeriksaan tekanan darah, lomba mewarnai untuk anak-anak, mengukur berat dan tinggi badan.

Tanggal 28 Oktober:
Pagi harinya pukul 7, kita mengajak keluarga yang tempat menginap untuk bersama-sama membersihkan got yang tersumbat. Alhasil got yang tersumbat itupun berhasil mengalir kembali. Selain got nya mengalir, kita juga membuat saluran baru untuk aliran air ke pantai, karena aliran yang lama bermasalah dengan perizinan seorang warga yang mengatakan jika aliran tersebut lancar ke pantai, Ia takut rumahnya akan terkena air pantai setiap saat. Sehingga dibuatlah aliran yang baru. Setelah selesai gotong royong, kita berkumpul di mesjid, karena sesuai dengan rangkaian penyembelihan hewan kurban juga dilakukan di mesjid, sehingga ramai akan warga dan anak-anak. Mulai pukul 10 sampai 12 kita membuka stand pemeriksaan tekanan darah, berat dan tinggi badan. Dan lomba mewarnai untuk anak-anak. Setelah lomba selesai, kita mengumumkan pemenang lomba mewarnai mulai dari juara3, 2, dan 1. Setelah semua rangkaian selesai, panitia rapat evaluasi.

Itulah hasil kegiatan kami selama 2 hari yang kerja keras (alias kerja rodi ^^). Semoga dengan diadakan kegiatan ini, kita bisa mengurangi tingkat prevalensi malaria di daerah Padang dan sekitarnya. Go Cimsa!! Beactive with Cimsa!




Regards,
Committee of CUAMI

Total comment

Author

Unknown

For you, luckiest people.



Imagine you were me, everyday, taking a pill of antihyperglicemic orally
Imagine you were me, being injected insulin periodically
Imagine you were in my body, feeling what I feel each single day
Imagine you were me, all you would feel are despair, spiritless, gloomy in whole your life

If it could, may I try your pancreas once? Use it once?
I want to live normal again
I want to feel how great universe is, enjoying every single day without any pain I must feel
I want to be like you, eating and drinking and playing with friends and being happy all the time
Even it’s kinda funny, I beg you
I beg you people, those who are careless of your health
May I borrow it once?
Cause living in this torment is so much painful

So, if one day I could live normally again
I would tell you guys how I thank God for each gift that has been given to me
I would tell you guys how painful it is. Even you can’t imagine it once

But, it’s me, hoping those impossible wishes come true
This torment is pretty painful and permanent
So, can you do me a favor?
Please, take care your pancreas
Be healthier than ever, you, lucky people
Cause you surely don’t want to feel being me, do you?

Fajar Defian Putra
SCORE CIMSA Unand

Total comment

Author

Unknown

HDN ala SCOME


Dalam rangka peringatan Hari Dokter Nasional serta memberikan penghormatan dan apresiasi kepada para dokter yang telah berjasa terhadap pelayanan kesehatan masyarakat terkhususnya Indonesia dan memberikan dorongan semangat kepada calon dokter yang di preklinik.

Rabu, 24 Oktober 2012  di Kampus FK Unand,  kami membagikan bunga kepada para dosen tutor dari angkatan 2009-2012 (baik dokter atau tidak) sebagai bentuk penghargaan dan rasa terima kasih kami kepada jasa-jasa beliau.
Di samping itu kami juga membagikan selebaran kepada seluruh warga KM FK Unand yang di dalamnya berisi makna Hari Dokter itu sendiri.
Selain itu untuk meramaikan kampus kami memasang umbul-umbul yang kami pasang sepanjang jalan kampus.
Dan terakhir kami bikin spanduk yang berisi testimoni dari warga KM berupa harapan dan keinginan calon dokter terhadap kinerja dokter kedepannya.
Semoga acara HDN tahun depan lebih meriah lagi, dipersiapkan secara matang, dan mengikutsertakan/mensosialisasikannya kepada dokter-dokter di RS dan co-ass.


Project Officer
Dani Putra Amerta



Total comment

Author

Unknown

FGM SCORA


Female Genital Mutilation ‘what do you need to know about women circumcision’

Hai CIMSAers, SCORA CIMSA UNAND mau berbagi cerita tentang project cetarnya nih, namanya Female Genital Mutilation aka FGM dengan tema “What do you need to know about women circumcision”. Woooow, dari temanya aja udah seru.

So, FGM merupakan salah satu project dari SCORA yang bertujuan memberikan pengetahuan dan gambaran kepada peserta dari kalangan mahasiswa kesehatan mengenai topic female genital mutilation dari tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi kedokteran, segi agama Islam, dan segi adat minangkabau dan hak wanita. Berlangsung di Gedung I Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, tanggal 6 November 2012 pukul 16.00 s.d 18.00
dengan konsep acara berbentuk mini talkshow, dengan 3 orang pemateri yaitu dr. Syamel Muhammad yang memberikan materi mengenai FGM dari segi medis, Ustadz Fadlan Mustiqa yang memberikan materi dari segi agama, dan perwakilan dari Himpunan Wanita Bundo Kanduang Sumbar yaitu bundo Hj. Nurainas Abizar yang memberikan materi dari segi adat Minangkabau dan hak wanita. Acara ini diikuti oleh 127 orang peserta dari mahasiswa kesehatan di Padang . Insert peserta Rp. 10.000 dengan fasilitas snack, doorprize, dan sertifikat.

Pukul 16.00 hingga pukul 16.30 diadakan registrasi peserta, pada pukul 16.30 acara dimulai dengan diawali pembacaan al-qur’an dan kata sambutan sekaligus pembukaan acara. Kemudian pukul 16.45 acara talkshow dimulai hingga pukul 17.45 berakhir. Pukul 17.45 diadakan penyerahan kenang-kenangan pemateri, penyerahan doorprize, dan penutupan acara

Fakta-fakta yang didapatkan dari acara mini talkshow ini diantaranya:
-         Female genital mutilation adalah suatu tindakan mengangkat atau memotong atau menggores atau tindakan lainnya yang dapat merusak, yang dilakukan pada bagian clitoris ataupun bagian genitalia wanita lainnya seperti labia mayora dan labia minora
-         FGM banyak dilakukan pada daerah-daerah di Afrika dan Asia
-         FGM  dan women circumcision adalah hal yang berbeda, dimana women circumcision adalah tindakan mengangkat jaringan kulit berlebih yang bisa ditarik pada ujung klitoris, berupa preputium klitoris, dan tidak lebih.
-         Dari segi kedokteran FGM adalah tindakan yang merugikan dan banyak kerugiannya, contohnya komplikasi pada masalah kesehatan reproduksi, biasanya akibat pengerjaan yang kurang steril yang dilakukan secara non medis (dukun, dll.). sedangkan tindakan women circumcision yang relative lebih aman, masih dalam kontroversi karena belum jelas manfaat dan kerugiannya.
-         Dari segi hukum, hingga saat ini Indonesia masih melarang tindakan FGM untuk dilakukan, sesuai dengan permenkes, sedangkan tindakan women circumcision masih belum jelas kedudukannya di dalam hukum, karena belum ada hukum yang mengatur tentang women circumcision dan tindakan ini masih dianggap kontroversial.
-         Dari segi agama Islam, dari hadist Rasulullah SAW diceritakan bahwa sunat (women circumcision) itu sunnah bagi laki-laki dan perempuan. Dengan sunnah itu wanita bisa menjaga kehormatannya dan membuat senang suaminya. Sedangkan tindakan FGM itu memang haram, karena bersifan aniaya terhadap korban FGM itu sendiri
-         Dari segi adat istiadat Minangkabau, diceritakan dalam Tambo bahwa women circumcision itu di dalam adat adalah wajib, dan anak perempuan yang tidak disunat dianggap sebagai sesuatu yang kurang pantas. Dan women circumcision tidak melanggar hak-hak wanita, karena tindakan ini dinilai aman, tidak ada efek samping, sama seperti sunat pada laki-laki, yaitu memotong preputium klitoris yang berlebih. Namun tindakan FGM memang tidak ada terdapat di dalam adat, dinilai bersifat aniaya, dan melanggar HAM.
-         Mampukah tindakan women circumcision mengurangi ‘keganjenan’ wanita? Menurut segi kesehatan, tindakan ini belum terbukti mampu atau  tidaknya membatasi hasrat seksual dan perilaku seorang wanita. Dari segi adat, hal itu bersifat pameo, atau kata-kata orang tua dari zaman dulu, kalau wanita disunat maka ia akan lebih menjaga diri dan tidak ‘gatal’
-         Benarkah tindakan women circumcision mengurangi hak-hak wanita berupa kurangnya rangsangan akan kenikmatan saat berhubungan suami istri? Menurut segi kesehatan, hal ini masih belum jelas karena sulit membandingan apakah seseorang yang belum disunat lebih mendapatkan kenikmatan dibandingkan wanita yang telah disirkumsisi, karena yang merasakan rangsanan itu sendiri adalah masing-masing individu. Masih belum ada hasil penelitian yang jelas mengenai hal ini.




Gimana teman-teman ? Sudah tau kan perbedaan FGM sama women circumcision ? 
Semoga talkshow FGM SCORA kali ini menambah pengetahuan teman-teman :)


Be Autis with SCORA 
Be ACTIVE with CIMSA 

Total comment

Author

Unknown

Meduca Interna




Meduca interna merupakan project tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggota SCORP sebagai persiapan relawan untuk turun langsung jika terjadi bencana. Acara diadakan 2 kali pertemuan, 2 & 3 November 2012. Kami membekali setiap peserta sebuah buku kecil tentang materi tersebut sehingga mereka dapat mengetahui sekilas tentang materi dan lebih mudah mengerti ketika dijelaskan pemateri. Para pemateri menjelaskan dengan sangat menarik dan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu, para pemateri juga memperlihatkan video yang bersangkutan dengan materi. Pada akhir materi, pemateri memberikan simulasi materi tersebut sambil melakukan tanya jawab. Untuk meduca interna kali ini kami memasukkan 3 materi. Untuk Sirkumsisi diberikan oleh dr.Yevri Zulfiqar, SpB.SpU, Resusitasi Kardio Pulmonal oleh dr. Eldi Sauma, dan  Imobilisasi oleh dr. Emilia Nissa Khairani.


Total comment

Author

Unknown

Kegiatan Dokcil 2012 ini merupakan kegiatan lanjutan dari project dokcil yang diadakan scoph pada tahun 2011. Pada tahun ini, kegiatan dokcil diikuti oleh 17 siswa kelas 4 dan 5 yang berprestasi di SDN 05 Sawahan Padang. Peserta Dokcil tahun ini diikuti siswa baru dan sebagian siswa yang sudah menjadi peserta dokcil scoph tahun 2011. Tujuan dari Dokcil 2012 dengan tema "Champion School" diantaranya adalah untuk meningkatkan peran aktif mahasiswa kedokteran dalam memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kepada masyarakat, meningkatkan derajat kesehatan siswa-siswi SD N 005 Sawahan, mengembangkan potensi mahasiswa Fakultas Kedokteran UNAND khususnya anggota CIMSA dalam menerapkan prinsip komunikasi yang efektif, meningkatkan pengetahuan siswa-siswa sekolah dasar tentang perilaku hidup sehat sehingga diharapkan siswa-siswa tersebut  akan menjadi panutan di sekolah, memberikan pelatihan keterampilan klinis dasar kepada siswa-siswa sekolah dasar, membentuk siswa-siswa sekolah dasar yang memiliki kemampuan dalam hal pelayanan kesehatan yang pertama di sekolahnya, mengaktifkan kembali UKS yang telah ada di sekolah sebagai media aplikasi bagi peserta Champion School.
Kegiatan ini diawali dengan Pembukaan Dokcil pada tanggal 15 September di ruang kelas SDN 05 Sawahan. Dilanjutkan dengan pemberian materi I kepada peserta dokcil yang sudah dibagi menjadi 4 kelmpok sebelumnya. Materi pada kegiatan ini terdiri dari 4 materi yang diberikan tanggal 15 September setelah pembukaan, 21, 22, serta tanggal 5 Oktober 2012. Diakhiri dengan Ujian penutupan sekaligus penobatan Dokcil terbaik 2012 pada tanggal 6 Oktober 2012. Untuk penilaian dokcil terdiri dari Ujian praktik dan Ujian Tulis. Peserta terbaik mendapatkan scraft, baju Dokcil, serta sertifikat penghargaan.
Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat menambah motivasi dan pengetahuan mengenai kesehatan. Mari kita tanamkan kepedulian kita terhadap kesehatan sejak dini.



Total comment

Author

Unknown


Hai CIMSAers, SCOME CIMSA Unand mau promosi nih, tadaaa… “Majalah Kedokteran” yang merupakan majalah untuk berbagi informasi 
kepada pembaca (mahasiswa kedokteran) tentang penyakit-penyakit tersering yang ada di kota Padang, Sumatera Barat dan juga memberitahu bagaimana antisipasi terhadap penyakit tersebut. Majalah ini berisi penyakit-penyakit yang paling sering terjadi di kota Padang. Penyakit tersebut adalah ISPA, gastritis, dan infeksi kulit. Majalah ini terdiri atas 15 halaman. Di dalam majalah ini kami juga memasukkan wawancara kami dengan salah satu dokter Puskemas Alai, Padang. Di akhir majalah ini, kami meletakkan TTS (Teka-Teki Silang) yang jawabannya berkaitan dengan isi dari majalah yang kita buat. Pemenang dari TTS ini, kami beri hadiah yaitu tiket MEMO yang akan diadakan bulan Desember nanti. Bagi teman-teman yang berminat untuk membaca langsung serbu kami, para SCOMEdian :D


Big hugs,
Project Officer
Panji Hadi Permana 
SCOME- CIMSA 2011

Total comment

Author

Unknown
Brace yourself




http://youtu.be/CnCr3DXJXY8

Challenge Accepted !


Total comment

Author

Unknown


Sehat Universal, didalam ungkapan itu terkandung makna yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia dan memiliki konsekuensi yang tidak mudah bagi para aktor-aktor di bidang kesehatan. Benar, ungkapan tersebut berarti bahwa sehat itu hak dari setiap manusia, tanpa ada perbedaan SARA, kekayaan, wilayah dan kriteria-kriteria diskriminatif lainnya.

Namun, berkaca dari kondisi kesehatan Indonesia saat ini, dimana masih banyak tenaga kesehatan yang enggan untuk ditempatkan didaerah perifer, isu kedatangan dokter asing merupakan sebuah wacana yang patut dipertimbangkan.

Diberlakukannya ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement) berarti terbukanya gerbang globalisasi di Indonesia, dengan kata lain, produk-produk dari negara ASEAN maupun Cina akan membanjiri pasar Indonesia. Komoditas yang diperdagangkan bukan hanya barang yang sekarang sudah mengancam para pengusaha lokal, tapi juga jasa, tak terkecuali pelayanan kesehatan.

Menurut Slamet Budiarto, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, sampai saat ini, dokter asing di Indonesia dapat dikatakan ilegal, karena IDI belum mengeluarkan surat rekomendasi bagi para dokter asing itu. dan memang, untuk mendapatkan surat izin praktek (SIP) dokter/dokter asing, harus menempuh tiga syarat, yaitu Surat Tanda Registrasi (STR) yang dikeluarkan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), rekomendasi IDI dan mempunyai tempat praktek.

Dalam persaingan global ini, dokter asing dapat menjadi ancaman bagi dokter lokal, terlepas dari asumsi masyarakat awam bahwa dokter asing selalu lebih baik, dokter lokal harus selalu mengintrospeksi kualitas dan kompetensinya agar bisa survive dalam percaturan kesehatan global.

Dari Kementrian Kesehatan juga perlu menegaskan kembali regulasi terkait dokter asing dan investor asing yang menanamkan modalnya di sektor kesehatan, jangan sampai sektor kesehatan beralih dominasi ke tangan asing.

Disamping mengedepankan ego kebangsaan dan meningkatkan kualitas untuk memenangkan globalisasi kesehatan, dokter Indonesia juga perlu sadar akan buruknya distribusi tenaga kesehatan, terutama didaerah terpencil. Keadaan ini perlu segera ditangani, karena dapat menjadi celah masuknya dokter asing ke Indonesia. Dan rakyat, tidak peduli siapa agen kesehatan yang memberi, mereka hanya ingin sehat, itulah tantangan kita selaku tenaga kesehatan Indonesia untuk senantiasa menghadirkan pelayanan kesehatan terbaik untuk bangsa kita.


referensi:

Kompas.com
okezone.com

Total comment

Author

Unknown


Berbicara mengenai sistem, apapun itu, tentunya tak akan terlepas dari idealisme yakni sebuah keseharusan untuk mewujudkan visi dari system yang disusun. Oleh karena itu, sebagus dan sekokoh apapun sistem yang telah disusun, apabila aktor yang bermain dalam system tersebut belum menginternalisasikan idealisme yang telah disepakati, maka visi atau grand design proyek kerja yang diharapkan akan sulit tercapai.

Sesuatu dikatakan sebuah system apabila didalamnya terdapat komponen-komponen penyusun sistem atau yang biasa dikenal sebagai subsistem yang saling berkaitan dan berketergantungan. Selayaknya tubuh manusia, system dapat diibaratkan sebagai integrasi fungsi organ-organ yang ada ditubuh manusia; jantung, otak, paru, dsb, yang apabila salah satu dari organ tersebut bermasalah, maka secara otomatis homeostasis tubuh secara keseluruhan akan terganggu.

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.

Sistem kesehatan di Indonesia tersusun atas beberapa komponen atau subsistem, diantaranya:

1. Subsistem Upaya Kesehatan, yaitu langkah-langkah kesehatan yang ditempuh untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan langkah promotif (promosi), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan) dan rehabilitatif (pemulihan). Dalam prosesnya, subsistem upaya kesehatan mengintegrasikan 2 hal: Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), yang menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, bermutu dan berjenjang; mengikuti prinsip profesional, ekonomis, sesuai moral dan etika bangsa; dan didasarkan atas perkembangan mutakhir iptek kedokteran dan kesehatan.

2. Pembiayaan Kesehatan, pendanaan merupakan hal yang sangat vital dan elemen konstitutif dalam keberlangsungan sebuah system. Pembiayaan kesehatan saat ini lebi banyak dikeluarkan dari uang pribadi, dimana 75-80% pembiayaan kesehatan berasal dari uang pribadi. Minimnya Anggaran pemerintah dalam sektor kesehatan menjadi faktor penentunya. Terlebih lagi, cakupan asuransi masih sangat terbatas, hanya sekitar sepertiga penduduk yang dilindungi oleh asuransi kesehatan formal. Meskipun demikian, mereka yang mendapatkan asuransi pun masih harus mengeluarkan sejumlah dana pribadi untuk sebagian pelayanan kesehatan, sehingga masyarakat miskin jadi kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang dibiayai pemerintah. Akibatnya, sebanyak 20 persen penduduk termiskin di negara ini menerima kurang dari 10 persen dari total subsidi kesehatan pemerintah sementara 20 persen penduduk terkaya menikmati lebih dari 40 persen, sangat ironis.

3. Sumberdaya Manusia Kesehatan, sumber daya manusia atau suprastruktur dari sebuah system merupakan actor yang bermain dalam pelaksanaan system tersebut, kualitas sebuah system kesehatan ditentukan oleh kualitas kinerja SDMnya. Selain kualitas, distribusi tenaga kesehatan juga menjadi isu hangat permasalahan kesehatan Indonesia. Tenaga kesehatan lebih terkonsentrasi pada kota-kota besar, sementara di pelosok-pelosok negeri ini masih banyak yang kekurangan tenaga kesehatan. Wajib PTT bagi lulusan baru merupakan sebuah langkah jitu dalam pengadaan kesehatan di daerah-daerah terpencil

4. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan & makanan Minuman, termasuk didalamnya berbagai infrastruktur yang diperlukan dalam penyelenggaraan kesehatan. Pemerataan distribusi fasilitas kesehatan public ke daerah-daerah masih menjadi wacana besar yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan. Pemerintah perlu bekerjasama denga pihak swasta dalam sektor pengadaan fasilitas kesehatan ini, sebagai contoh, lebih dari setengah rumah sakit merupakan rumah sakit swasta, dan sekitar 30-50 persen segala bentuk pelayanan kesehatan diberikan oleh pihak swasta. Pengadaan obat dari industri farmasi juga perlu diregulasi, agar masyarakat kecil juga dapat menikmati obat-obatan dengan kualitas baik dan harga terjangkau.

5. Manajemen & Informasi Kesehatan, pengelolaan sektor kesehatan merupakan hal yang cukup esensial dalam system kesehatan. Kemudahan mendapatkan akses informasi kesehatan juga harus menjadi target system, karena dengan mudahnya akses informasi, masyarakat akan semakin mandiri dan promosi kesehatan menjadi semakin mudah. Kebijakan desentralisasi membuat pola pengeluaran kesehatan menjadi lebih responsif terhadap kondisi lokal dan keragaman pola penyakit, akan tetapi hal ini juga berdampak pada hilangnya skala ekonomis, meningkatnya ketimpangan pembiayaan kesehatan secara regional dan berkurangnya informasi kesehatan yang penting.

6. Pemberdayaan Masyarakat, keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan kesehatan menjadi salah satu faktor kunci suksesnya system kesehatan. melalui pembentukan kader kesehatan di desa-desa dan penyuluhan rutin ke masyarakat merupakan upaya strategis yang dapat dilakukan.


demikianlah beberapa subsistem yang saling berintegrasi untuk mewujudkan tujuan dari sistem kesehatan nasional yaitu terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.



referensi:
Sistem Kesehatan Nasional, depkes
WorldBank: Indonesia Policiy Briefs, Kesehatan

Total comment

Author

Unknown

WHO and Unicef are co-leading the facilitation of the global thematic consultation on health in the post-2015 development agenda. They are inviting interested individuals and groups to submit “think pieces” on the positioning and role of health in the post-2015 agenda.
Download the call for papers here. Manuscripts will be accepted from 5 October 2012. The final date for submissions is 15 December 2012.
Please refer to http://www.who.int/topics/millennium_development_goals/post2015/en/index.html for more information about the global health thematic consultation.
So, CIMSAers send your "think pieces" 

Total comment

Author

Unknown

SARUNG HP FLANEL
Sarung HP ini desain unyu-unyu dan yang pasti ga pasaraan,
bisa request juga kooo.harga?terjangkau banget
IDR : 10000
Sarung HP dan gantungan kunci flanel yang dibuat sendiri 
untuk doorprize seminar MDGs month , ini request-an loooooh


Gantungan kunci handmade IDR 3000


2 jenis : resin dan akrilik IDR : 8000


Gantungan ID Card CIMSA Unand 

IDR 12.000


Kaos robotik IDR 70.000


Kalender Unik
2 jenis : kalender meja & kalender dinding
IDR 12.000


Notes CIMSA
ukuran A5
IDR 15.000


PIN HANDMADE
IDR 3000


STICKER CIMSA
IDR 2000-3000


PIN IDR 5000


Order and Customer Service

Ask us >> contact-fr

Total comment

Author

Unknown
28 Oktober 2012 pemuda-pemudi Indonesia (CIMSA Unand) mengumandangkan teks sumpah pemuda dengan kobaran semangat pemuda Indonesia.

Total comment

Author

Unknown

oleh Amrina Rasyada
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 1010311004
Arus globalisasi semakin meningkatkan persaingan antar bangsa. Bahkan, free market pun semakin marak dibicarakan. Yang patut dikhawatirkan sekarang adalah tidak hanya semakin meningkatnya pengangguran, namun persaingan lowongan kerja di tanah sendiri. Untuk mendapatkan pekerjaan, membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang bermutu dan dapat bersaing dengan negara lain. Sehingga, kualitas sarana pembelajaran perlu ditingkatkan, baik negeri maupun swasta, mulai dari sekolah dasar hingga universitas. Dalam pengukuran kualitas suatu institusi diberlakukanlah sistem akreditasi. Akreditasi adalah penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan oleh pihak di luar lembaga pendidikan itu sendiri (http://ban-pt.kemdiknas.go.id, 2012).
Selanjutnya dijelaskan bahwa Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) merupakan satu-satunya badan akreditasi yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. Fungsi utama Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) menurut peraturan perundangan yang ada (UURI No. 20 tahun 2003, PPRI No. 60/1999, SK Menteri Pendidikan Nasional No. 118/U/2003), pada dasarnya adalah membantu Menteri Pendidikan Nasional dalam penilaian mutu perguruan tinggi, yang terdiri dari Perguruan Tinggi Negeri, Kedinasan, Keagamaan, dan Swasta. Secara kesuluruhan, tujuan dari adanya sistem ini sangat baik, karena bisa menjadi pemicu berkembangnya suatu institusi.
Berdasarkan BAN-PT, proses akreditasi dimulai dengan pengisian formulir yang dapat diperoleh melalui web site BAN-PT. Lalu, institusi tersebut mengisi evaluasi diri dan desk evaluation. Kemudian, tim BAN-PT melakukan visitasi selama 3-5 hari oleh asesor. Hasil desk evaluation dan visitasi dievaluasi dan diverifikasi oleh majelis. Penilaian akhir berupa A,B,C atau tidak terakreditasi. Dari proses tersebut, terlihat bahwa peran mahasiswa hanya sedikit, yaitu pada proses visitasi. Menurut buku VII Pedoman Asesmen Lapangan BAN-PT, peran mahasiswa hanyalah saat wawancara yang diwakilkan oleh setiap angkatan. Isi dari wawancara tersebut mengenai suasana belajar, kelengkapan sarana akademik, kepuasan belajar, fasilitas kemahasiswaan, organisasi, layanan bantuan, informasi karir dan pasar kerja.
Jika dalam satu program studi, misalnya pendidikan dokter, dalam 1 tahun pembelajaran, ada 5 angkatan yang aktif, dan hanya 5 orang yang menjadi perwakilan dari sekitar 1400 mahasiswa. Mahasiswa yang diwakilkan atau yang ditunjuk secara acak belum tentu bisa mewakili suara hati mahasiswa lainnya. Untuk itu, 5 orang perwakilan tiap angkatan tidaklah cukup.
Di United States dan Kanada, terdapat lembaga tersendiri yang berasal dari mahasiswa dalam indikator penilaian akreditasi. Sebut saja LCME (Local Committee on Medical Education). Mereka menjadi tim yang membantu mengumpulkan data-data yang valid dari mahasiswa kedokteran di institusi mereka. Mahasiswa kedokteran terbagi menjadi 3, mahasiswa preklinik, klinik dan intership. LCME bertugas menyebarkan kuisioner yang sudah didiskusikan dan disusun bersama lembaga akreditasi di negara mereka, kepada mahasiswa tersebut. Jadi, pengukuran akreditasi tidak hanya saat klinik dan preklinik, namun masa intership patutnya juga diperhatikan. Dari cara tersebut bisa diukur kualitas suatu institusi, selain dari pihak dekanat.
Setiap program studi memiliki lembaga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). BAN-PT tersebut bisa memanfaatkan UKM tersebut untuk membantu penilaian akreditasi yang adil. Di pendidikan dokter misalnya, ada CIMSA yang mempunyai bagian yang mengurus medical education. Kenapa peran mahasiswa sangat penting? Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, negeri ini butuh sumber daya manusia yang berkualitas. Dan mahasiswa itu ada, untuk menjadi calon-calon sumber daya manusia berkualitas bagi negeri. Untuk itulah, mahasiswa seharusnya berperan dalam meningkatkan mutu institusi mereka sendiri.
Dalam penilaian akreditasi, pihak institusi berusaha mempertunjukkan yang terbaik. Fasilitas, sarana, ruang kuliah, aula, ruang tutorial, laboratorium, ruang skills lab seakan disulap menjadi sempurna. Begitupun dari dekan sampai clinic service, termasuk mahasiswa, di beritahu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama. Hanya saat penilaian akreditasi.
Lalu, setelah penentuan akreditasi dilaksanakan, tindak lanjut yang diberikan belum sepenuhnya dirasakan mahasiswa. Seharusnya, mahasiswa mendapatkan hak dari akreditasi yang diberikan sesuai nilai akreditasinya. Tapi nyatanya, mahasiswa hanyalah mahasiswa. Mahasiswa hanya merasa senang dan bangga dengan akreditasi yang diberikan. Atau sedih dan kecewa dengan nilai akreditasi yang tidak memuaskan. Bahkan, mungkin ada yang merasakan, darimana penilaian ini semua? Hal itu terjadi karena mereka tidak berperan dalam penilaian akreditasi di institusi mereka sendiri.
Dua tahun dari 2012 adalah tahun 2014. Dua tahun dirasa cukup untuk memperbaiki proses akreditasi dengan peran mahasiswa di dalamnya. Dengan begitu, mahasiswa akan turut berperan aktif sehingga bisa menjadi pemicu kualitas institusinya, dan secara tidak langsung bisa memicu dirinya untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan perbaikan sistem akreditasi ini, maka akan ada timbal balik dari mahasiswa oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa.
Tulisan ini dibuat dalam “Lomba Esay HPEQ 3rd Conference”
Penulis terpilih sebagai delegasi CIMSA jalur essay pada 3rd HPEQ Conference 2012 yang diselenggarakan olehDirjen Dikti di Jakarta, 16-17 November 2012. *congrats*
Daftar pustaka
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. 2008. Buku I Naskah Akademik. Jakarta: BAN-PT.
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. 2008. Buku II Standar dan Prosedur. Jakarta: BAN-PT.
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. 2008. Buku VII Pedoman Asesmen Lapangan. Jakarta: BAN-PT.
“Pengantar Akreditasi”. http://www.ban-pt.kemdiknas.go.id. Diakses pada 30 Mei 2012, 13.30 WIB.
“Student Participation in The Accreditation Process”. http://www.lcme.org/The Role of Students in the Accreditation of Medical Education Programs in the U.S. and Canada.pdf. Diunduh pada 30 Mei 2012, 13.45 WIB.

Total comment

Author

Unknown

Oleh: Firstari Vashti – VLE CIMSA UNAND

Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Meskipun upaya peningkatan mutu kesehatan masyarakat telah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kelahiran Bayi (AKB) dari 35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada periode 2004-2007 menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, namun angka tersebut masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 nanti terutama mengenai AKI.
Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu. Dimana, 90% nya terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Dan penyebab tersering adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium (8%), partus macet (5%), abortus (5%), trauma obstetric (5%), emboli (3%) dan lain-lain (11%) menurut SKRT 2001.
Kematian ibu juga masih banyak diakibatkan oleh faktor resiko tidak langsung, berupa Tiga Terlambat: terlambat mengambil keputusan dan mengenali tanda bahaya, terlambat dirujuk, dan terlambat mendapat penanganan medis. Salah satu upaya untuk mencegah ketiga faktor resiko tersebut adalah dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin baru mencapai 69,3%, sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Keadaan seperti ini banyak disebabkan oleh keterbatasan pada kemampuan pemenuhan biaya persalinan. Oleh karena itu pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan program terobosan berupa Jaminan Persalinanatau JAMPERSAL.
Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Jaminan Persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan fasilitas dan bantuan yang mereka butuhkan.
Pada dasarnya Jaminan Persalinan adalah perluasan kepesertaan dari Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja. Manfaat yang diterima oleh penerima manfaat Jaminan Persalinan pun terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan.
Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan ini antara lain:
  1. Ibu Hamil
  2. Ibu Bersalin
  3. Ibu Nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan)
  4. Bayi baru lahir (sampai dengan 28 hari)
Dan penerima manfaat Jaminan Persalinan dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh fasilitas kesehatan tingkat pertama pemerintah (puskesmas dan jaringannya) dan swasta serta fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (Rumah Sakit) pemerintah dan swasta (berdasarkan rujukan) di rawat inap kelas III. Ruang lingkup dari pelayanan Jaminan Persalinan mencakup: 1. Pelayanan persalinan tingkat pertama, dimulai dari ANC; 2. Pelayanan persalinan tingkat lanjutan, dari ANC untuk ibu hamil dengan resiko tinggi hingga masa nifas, dan 3. Pelayanan persiapan rujukan.
Telah terdapat kemudahan yang telah disediakan oleh pemerintah untuk kesejahteraan Ibu Hamil dan anak saat ini. Sekarang bagaimana pengetahuan tentang kemudahan ini untuk diiformasikan ke seluruh lapisan masyarakat terutama yang membutuhkan. Dan merupakan kewajiban para dokter dan calon dokterlah untuk ikut menyebarluaskan tentang kemudahan ini sebagai kontribusi kita untuk memperbaiki kesehatan masyarakat dan untuk mencapai MDGs pada tahun 2015 nanti.
Referensi:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomo 2562/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan

Total comment

Author

Unknown