Dehidrasi
dapat terjadi pada setiap golongan umur. Akan tetapi, dehidrasi dapat muncul
lebih cepat dan berbahaya jika terjadi pada anak. Terutama jika anak sebelumnya
menderita diare, maka resiko terkena dehidrasi menjadi lebih tinggi. Oleh
karena itu, sangatlah penting untuk setiap masyarakat - terutama kaum ibu-
untuk mengetahui apa itu dehidrasi dan apa saja tanda dehidrasi pada anak.
Dehidrasi
adalah kondisi kekurangan cairan pada tubuh. Keadaan ini dapat muncul oleh
banyak sebab seperti diare berat, muntah. Dehidrasi dapat juga terjadi pada
seseorang dengan penyakit berat sehingga orang tersebut tidak bisa mengkonsumsi
cukup makanan ataupun cairan untuk kebutuhannya.
Tanda
dehidrasi pada bayi berusia 0-1 tahun adalah mulut kering, bibir pecah-pecah,
saat menangis tidak mengeluarkan air mata, bayi terlihat mengantuk, lemas dan
gelisah, tangan dan kaki pucat, kencing berkurang yang berwarna kuning pekat
dan bau. Dapat juga terlihat oleh ibu bahwa mata bayi lebih cekung, ketika
meraba ubun-ubun bayi terasa ada cekungan. Jika dehidrasi berat maka ditandai
dengan tekanan turgor tubuh yang menurun sehingga ketika kulit anak dicubit,
tidak segera kembali. Tanda dehidrasi pada balita
hampir sama dengan bayi. Pada anak dengan dehidrasi ringan, maka frekuensi
buang air kecil menurun, terlihat sangat haus dan akan menghabiskan minum
dengan segera.
Dehidrasi
yang sangat berat pada bayi ataupun balita akan menyebabkan denyut nadi yang
cepat dan lemah, pernapasan yang cepat dan dalam, demam, kejang yang berakhir
pada kematian. Oleh karena itu sebaiknya para ibu dapat cermat mengenali tanda
dehidrasi pada anak.
Nah,
setelah kita mengetahui tanda dehidrasi, bagaimana kita mengobatinya? Kita
dapat melakukan ini dengan memberikan banyak cairan/rehidrasi pada anak. Yaitu
dengan memberikan sup, bubur, atau bahkan air mineral. Kita juga bisa
memberikan larutan oralit. Sedangkan untuk bayi, akan lebih baik bila tetap
diberikan ASI sebelum diberikan cairan lainnya.
Larutan
oralit dapat mengobati dehidrasi, terutama dehidrasi yang disebabkan oleh diare
berat. Cara membuat oralit cukup mudah, yaitu hanya dengan air mineral, gula
dan garam. Dengan komposisi larutan oralit sebagai berikut:
1.
1
Liter air mineral
2.
Setengah
sendok teh garam
3.
8
Sendok teh gula
Catatan:
-Dapat
juga diberi tambahan setengah cangkir jus buah atau air kelapa jika tersedia.
-Ukuran
ini berlaku untuk 1 liter air mineral. Jika hanya 200 ml air
mineral, maka hanya diperlukan 1 sendok teh gula, dan ¼ sendok teh garam.
-Jumlah
gula dan garam dalam sendok teh tidak menumpuk pada sendok teh, melainkan rata
dengan pinggir sendok teh
-Sebelum
memberikan gula, sebaiknya dipastikan dahulu bahwa rasa cairan tidak lebih asin
dari rasa asin air mata.
Berikan larutan oralit pada anak
dengan dehidrasi sedikit demi sedikit, sampai anak mulai kencing dengan jumlah
yang normal. Anak biasanya membutuhkan 3 liter atau lebih per hari. Sedangkan bayi
biasanya membutuhkan 1 liter per hari ataupun 1 gelas tiap diare. Namun jika
dehidrasi semakin berat, ataupun muncul gejala bahaya dehidrasi berat lainnya,
segeralah pergi ke dokter. Anak mungkin membutuhkan cairan lewat infus dengan
segera. Oleh karena itu, mari kita kenali dan atasi dehidrasi dengan segera!
Nadya
Woro Nastiti
SCOPH
CIMSA BEM KM FK UNAND