Contact Form

 

Hati-hati Mengonsumsi Jengkol



Gulai jariang (jengkol-red), makanan yang satu ini harus ada disetiap rumah makan Padang. Jengkol memiliki rasa yang khas, beraroma dahsyat, dan nikmat oleh lidah masyarakat Minang. Tak heran banyak orang begitu menyukainya sampai-sampai nafsu makannya turun jika di piringnya tidak tersedia gulai jengkol. Namun tidak semua orang bisa mencerna kudapan yang satu ini. Pithecollobium Labatum atau jengkol memiliki kandungan yang bersifat toksik oleh sebagian orang.

Senyawa toksik tersebut adalah asam jengkolat. Senyawa ini memiliki ikatan sulfur yang memberikan bau khas dari jengkol sementara sifat asamnya lah yang akan mengganggu sistem kemih dan berisiko terjadi batu ginjal. Mekanisme terjadinya batu ginjal yaitu adanya endapan asam yang berbentuk kristal oksalat yang nantinya bisa menyumbat dan mengiritasi saluran kemih. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh orang dengan keracunan jengkol diantaranya nyeri hilang timbul, sulit buang air kecil, dan nafas berbau jengkol. Jika sumbatan ini dibiarkan maka bisa terjadi infeksi saluran kemih dan retensi urin.

Namun hal ini tergantung juga dengan toleransi fisiologis tubuh, orang dengan kondisi pH tubuh yang bersifat basa cenderung bisa mentolerir asam jengkolat. Sedangkan asam jengkolat mengendap pada pH dibawah 3. Hal ini bisa ditanggulangi dengan perbanyak minum air putih dan air soda cukup efektif untuk menetralisir keracunan jengkol, dikarenakan kandungan bikarbonatnya yang bersifat basa. Merebus jengkol dengan air abu juga bisa menetralisir asam jengkolat. Walaupun sudah diteliti bahwa jengkol memiliki berbagai khasiat, seperti mengatasi diabetes. Namun jengkol tetap tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, khususnya untuk penderita gangguan ginjal. Jika keluhan sudah berupa kencing disertai darah segera rujuk ke dokter. (24/02/2013)

Total comment

Author

Unknown

0   komentar

Cancel Reply