Apa itu “leptospirosis”?
Ryan Danandjaya, Scoph 2013
Penyakit kencing tikus atau Leptospirosis (juga
dikenali sebagai, penyakit/sindrom
Weil, demam canicola, demam ladang tebu, demam 7-hari) merupakan penyakit
berjangkit zoonosis yang berpunca daripada spirochaete dalam genus Leptospira yang menjejaskan manusia dan sejumlah besar haiwan,
termasuk mamalia, burung, afimbia, dan reptilia. Penyakit ini pertama kali
digambarkan oleh Adolf Weil pada tahun 1886 apabila dia melaporkan
"penyakit jangkitan akut dengan bengkak spleen (“splenomegaly”), penyakit kuning dan nephritis". Leptospira pertama
kali dilihat pada 1907 dari hirisan buah pinggang bedah siasat. Pada 1908,
Inada dan Ito pertama kali mengenal pasti ia sebagai organisma
penyebab dan pada 1916 menyedari kehadirannya pada tikus.
Bila terjangkit penyakit ini, maka
akan timbul gejala-gejala berupa demam, menggigil, radang selaput mata dan
sakit kepala. Gejala ini melibatkan lebih kurang 75% hingga 100% penderita.
Gejala-gejala seperti loyo sakit sendi, sakit tulang dan sakit perut jarang
terjadi. Hanya 7% hingga 40% penderita mungkin mengalami sakit otot, pembesaran
limpa atau hati, bengkak saluran kelenjar, sakit leher,kekerasan otot,
perubahan bunyi pada paru-paru atau ruam. Ancaman paling berbahaya dari
leptospirosis adalah ketika leptospirosis dikategorikan leptospirosis berat,
karena dapat menyebabkan komplikasi yang sangat rumit, biasanya menyerang hati,
ginjal, atau yang paling parah menyerang otak, sehingga menyebabkan kematian.
Beberapa kasus leptospirosis berat dilaporkan menyebabkan meningitis dan
ensefalitis yang mengancam jiwa.
Penyakit leptospirosis ini memang
jarang ditemukan, namun lebih baik untuk dihindari, karena bila menderita
leptospirosis berat akan sulit dikendalikan. Untuk itu yang terbaik adalah
mengurangi faktor resiko, yaitu kontak langsung dengan kencing tikus atau
hewan-hewan lain.
0 komentar