Contact Form

 
Here we go, Malam Minggu CIMSA Unand on Youtube :

episode drama SCORP
episode singing with SCOPH
episode SCORAngels modern dance
episode Exchange family on the show
episode SCOME investigation
plus
episode how about the carnival ?

Total comment

Author

Unknown

Talking with Kazuki Kitade

So, our incomer from SCOPE shared with us about his exchange experience in Indonesia. His name is Kazuki Kitade from Japan, he entered Internal medicine in M.djamil hospital. Now he is fourth year student in Saga University. But his hometown is Fukuoka. He was excited when did clinical exchange in here. Got unique cultural shock and new friendly friends.

Ske - Kazuki - Shofi


Some facts about Kazuki Kitade :
1. When he arrived in Padang, he shocked with traffic in here but wondered and happy because everybody that he met in here always greet him, like say "Hii !"
2. All Indonesian food that he ate in here are so much sugar, he told us "I will get diabetic" XD
3. Having clinical exchange in here is very challenging, because he can do physical examination, took the blood to patient as clerkship. Because in Japan, He maynot do like this until you get license as physician.
4. He said that Padang is very hot, almost beating the temperature in Japan when Summer.
5. He likes randang and bakso
6. Some Indonesian words that he knows, such as : apa, apa ya, terima kasih, ujan labek,  belum kawin (He knew from Japanese-Bahasa dictionary to interpret 'single', and He used 'belum kawin'  to tell about his status in welcoming party, of course everybody got laugh ), belum nikah (one of SCOPE member told him about difference between kawin and nikah, then he lil surprise for the meaning and shy) . LOL
7. Talking about disease, in Japan the top disease are cancer, AIDS, and hepatitis, meanwhile in Padang, top disease are diabetes and dengue fever.
8. He likes drink 'sake' or beer, but he hates smoking.
9. He already has girlfriend (keep calm girls)
10. He likes reading 'manga' and playing video games (that's humane)
11. In Japan, He actives as speaker, motivator in team building, and he ever being as exchange organizer, seems like LEO in SCOPE.

To see him, just click this :)


nb.this post is just for intermezzo, sorry for all misstaken :D

Total comment

Author

Unknown
It's showtime....., semalam tepatnya Malam Minggu 23 Maret 2013, CIMSA BEM KM FK UNAND mengadakan sebuah acara akbar yang menghadirkan seluruh anggota keluarga Cimsa Unand, dari yang legendaris sampai yang newborn. Dan tentunya pembina tercinta kami dr.Erly, Sp.MK juga ikut menghadiri (nb.sampai berakhirnya acara). Sebetulnya acara ini merupakan acara tahunan CIMSA dan untuk tahun 2013 ini, Sang Alumni director kami, Regina Ivanovna bersama The Carnival Team mengemas acara keakraban ini menjadi luar biasa , spektakuler. Dan kali ini acara berlangsung di Taman Budaya, Padang.

Apanya sih yang luar biasa, spektakuler ?
Acara ini dihadiri sekitar 200 anggota Cimsa Unand dari tahun 1998-2012. Yang membuat beda tahun ini adalah hadirnya dr.M.Fadil, Sp.JP dan John Prawira,MD sebagai founder dari Cimsa Unand. Selain itu juga para Executive Boards CIMSA Unand dari tahun ke tahun dan kakak-kakak Cimsa Unand lainnya. Tentunya tujuan dari acara ini ingin mengeratkan hubungan keluarga Cimsa Unand, saling mengenal satu sama lain, berbagi pengalaman suka duka selama mengembangkan Cimsa Unand.


Revan dan Ainil sebagi MC memandu kita kedalam rangkaian kegiatan, dimulai dari opening speech oleh Vidya Hamzah selaku Project Officer of The Carnival, speech mengenai CIMSA Unand masa kini oleh Teddy Kurniawan sebagai President Cimsa Unand, kemudian speech oleh dr.Erly Sp.MK sebagai Pembina Cimsa Unand, dan penampilan SCO, gala dinner, pelelangan, serta scosess.

Berikut penampilan dari para SCO :
Drama SCORP sebagai opening The Carnival


Drama SCOME- Teddy (President CIMSA Unand) berperan
sbg Andhika Kangen Band

SCOPH dengan musikalitas indienya

SCOPEople dengan goyangan dangdutnya
tap.tap.tap cewek SCORE menggoyang panggung

modern dance oleh SCORAngels

Boyband exchange family, dance cover Mr.Simple
kolaborasi exchange family SCOPE-SCORE, saba-saba dance
Kelihatan banget kan betapa kreatif dan energiknya anak-anak CIMSA Unand. Dengan persiapan hanya kurang lebih dua hari mereka bisa menampilkan performa (11.12 dg acara di tv) yang luar biasa membangkitkan jiwa-jiwa muda para alumni. *oops.
Selain itu The Carnival juga mengadakan pelelangan Merchandise CIMSA, ada notes, tas, tumbler, dan berbagai pernak-pernik CIMSA. So, if you're really member of CIMSA, you should have one at least.

Then, yang sangat menginspirasi dan memotivasi kita ialah speech yang dibawakan oleh bg Fadil dan bg Wira.

"Semua yang kuliah disini pasti akan menjadi dokter, tapi dokter yang seperti apa ? dengan ikut organisasi kalian bisa mendapat poin lebih karena kalian bisa melakukan aktualisasi diri. " -bg Fadil

Sementara bg Wira berbagi pengalamannya mengenai karir beliau, FYI: He is currently working in WHO.
"Untuk kuliah ke luar negeri kita harus berani berkompetisi dan memiliki motivasi yang unik, bukan karena ingin ke luar negeri tapi karena ingin mengubah dunia untuk menjadi sesuatu yang hebat." -bg Wira

Selain itu mereka juga bercerita mengenai perjalan CIMSA dari masa ke masa. Cimsa Unand yang awalnya hanya terdiri dari sekelompok kecil dan sekarang sudah berekembang menjadi keluarga besar. Saat ini anggota CIMSA berjumlah sekita 200an orang. Suatu perkembangan yang progresif.

Lima jam sudah malam minggu bersama cimsa unand, memang rasanya belum cukup melampiaskan kebersamaan, kangen-kangenan bersama abang-kakak-adik CIMSA UNAND's big family. Tapi malam ini, kami CIMSA UNAND memang luar biasaaaa.

Sampai jumpa di makrab berikutnya.
Falling in love with Cimsa Unand for every seconds moment.

nb. untuk melihat performa anak-anak cimsa unand, bisa dilihat youtube, channel : cimsaunand

Total comment

Author

Unknown

How to exchange ?


Total comment

Author

Unknown
Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret, adanya peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa TB saat ini masih menjadi epidemi di sebagian besar populasi dunia, yang menyebabkan masih tingginya tingkat mortalitas dan morbiditas, khususnya di negara berkembang. 

Mengapa tgl 24 Maret ?
Pada tanggal 24 Maret 1882, seorang ilmuwan Jerman bernama Dr. Robert Koch mengumumkan hasil temuannya yaitu kuman Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TB. Pada saat itu, TB merupakan ancaman terbesar di Eropa dan Amerika, menyebabkan kematian satu dari setiap tujuh orang. Penemuan Rober Koch membuka jalan menuju diagnosa dan pengobatan TB secara tuntas.

Menurut WHO, Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat penting di dunia. Tahun 1992, mencanangkan TB sebagai Global Emergency. Perkiraan kasus TB secara global pada tahun 2009 adalah insiden kasus 9,4 juta. Berdasarkan WHO 2010 Indonesia menempati urutan ke 5 , setelah India, China, Afrika Selatan, dan Nigeria.

Sesorang menderita TB jika telah tertular kuman TB, dimana kuman TB telah masuk ke dalam tubuh seseorang dan menginfeksi. Proses penularan tersebut bisa melalui inhalasi, saluran cerna, luka, atau intrauterine (melalui plasenta) dan ditambah kondisi penderita yang sedang mengalami imunokompromise. Setelah terinfeksi TB seseorang bisa menjadi sakit atau tidak. Pengertian 'tidak' disini adalah jika sesorang tidak menunjukkan gejala klinis namun saat pemeriksaan sputum didapatkan BTA (+) yang dikenal sebagai TB dormant. Hal ini tergantung pada jumlah kuman yang masuk, virulensi kuman, derajat hipersensitiviti host, daya tahan (resistensi) host.

Karena dibutuhkan waktu 4-6 minggu untuk membentuk kompleks primer dimana kuman TB sudah menyerang saluran getah bening (peradangan). Namun jika tubuh dalam pertahanan yang lemah maka bisa terjadi reaktivasi pada status TB dormant.

Gejala klinis yang dimunculkan oleh penderita TB diantaranya cepat lelah, malaise ( tidak enak badan), nafsu makan berkurang, berat bada menurun, demam, nadi cepat, keringat malam, amenorea, batu lebih dari 3 minggu dan berdahak, nyeri dada, sesak nafas. Namun untuk hal ini kebanyakan penderita tidak menunjukkan gejala khas. Perlu pemeriksaan penunjang berupa tes sputum dan radiologis.

Untuk meningkatkan kemajuan pengobatan pada penderita TB, para praktisi harus memahami lima elemen yang dikenal sebagai strategi 'DOTS' yaitu :
  1. Komitmen politis
  2. Diagnosa dengan mikroskop
  3. Pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung
  4. Jaminan Ketersediaan Obat Anti Tuberkulosis yang bermutu
  5. Monitoring dan evaluasi
Dengan kelima elemen dasar ini diharapkan terlaksananya pengobatan yang holistik sehingga dapat menurunkan insiden TB di dunia, khususnya Indonesia. 

Daaaan, sebagai mahasiswa kedokteran, selain mengetahui epidemiologi, faktor risiko, patogenesis, patofisiologi, manifestasi klinis, dan diagnosisnya. Kita harus mengaplikasikan point yang satu ini yaitu, prevensi dan promotif minimal ke masyarakat sekeliling kita. Seperti menyarankan kepada keluarga untuk menjauhi faktor risiko dengan meningkatkan pertahanan tubuh, menyuruh penderita TB untuk memakai masker dan segera berobat ke dokter, dan mensosialisasikan programa pengobatan TB yang kita tahu tidak boleh terputus. 

Tunjukkan antusiasmu, Ayo Brantas TB !



Total comment

Author

Unknown
Satu lagi acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga CIMSA BEM KM FK UNAND :




Total comment

Author

Unknown

Modal untuk Go Exchange

Application Form OK
CV, Motivation Letter OK
Passport OK
Siip berkas2 exchange BERES
Tapi kira-kira duit cukup gak yah buat kesana ?

Nah hal ini sangat krusial bagi para calon outgoers yang mau ikut clinical exchange khususnya ke negara yang kursnya lebih tinggi dari Indonesia. Salah satu cara ampuh untuk menanggulangi modal yang pas-pasan adalah dengan mengumpulkan dana dari pihak eksternal. NGEDANUS. 

Di dunia pendidikan Indonesia kita mengenal namanya Beasiswa yang di-support oleh Kemendiknas, yaitu Beasiswa P3SWOT yang mendanai para anak Indonesia yang ingin melakukan    melakukan penelitian nasional atau internasional, dan berbagi hal kompetitif sesuai dengan visi pendidikan nasional.

Feedback yang harus diberikan dari peserta kepada penyedia beasiswa biasanya berupa menulis artikel pengalaman selama mengikuti exchange.

Dengan adanya program Beasiswa Unggulan P3SWOT ini, diharapkan di akhir program akan muncul critical mass para peneliti, penulis, pencipta, seniman, olahragawan dan tokoh yang berdaya saing tinggi di massa yang akan datang. 

Nah, untuk mengetahui lebih detail, teman-teman bisa kepo-in ke 
http://p3swot.beasiswaunggulan.kemdiknas.go.id/

Eiiits belum selesai, sebenarnya dari dekanat sendiri juga menyediakan beasiswa, tentunya selalu ada seleksi untuk mendapatkannya. Tapi tenang aja selagi teman-teman berprestasi, punya keyakinan dan mental yang kuat, serta berani berusaha untuk mengikuti exchange program, pasti akan dimudahkan jalannya oleh yang Maha Kuasa. 

Go Exchange !

Total comment

Author

Unknown

PROTEINS, carbohydrates and vitamins are all on the menu for a breastfed baby. Now it seems you can add stem cells to that list. Evidence is piling up that both breast milk and breast tissue contain embryonic-like stem cells.
That might mean we will soon have access to a source of stem cells without destroying embryos. This would be a boon as stem cells can turn into any type of human tissue, making them useful for treating degenerative diseases like Alzheimer's or for regrowing damaged heart muscle.
In 2011 Foteini Hassiotou at the University of Western Australia in Crawley and colleagues found stem cells in lactating breast tissue and breast milk. When they grew the breast milk cells they turned into the three types of cells from which all tissues and organs develop – just like human embryonic stem cells (hESCs) do.
Hassiotou has since found this "pluripotency" in many more breast milk samples and thinks that breast milk stem cells could one day replace those from embryos. In one study, her team looked at fresh breast milk from more than 70 healthy breastfeeding women. They found that BMSCs expressed several genes that are also found in hESCs and help them replicate. Cultured samples also grew into different tissues including bone, neuron, heart and pancreatic cells (Human Lactation, DOI: 10.1177/0890334413477242).
In some cases, the team found that 30 per cent of all cells in breast milk were stem cells. In studies with monkeys and mice the cells were shown to pass into the bloodstream.
"One can speculate wildly about what they do in the baby," says Hassiotou. But she thinks that breastfed infants could be getting a developmental head start, with stem cells from the mother contributing to organ development in the newborn.
However, BMSCs fail one widely accepted test for embryonic cells: when injected into mice, they don't form a type of tumour called a teratoma. For many this failure is a deal-breaker.
But BMSCs are not alone. Mari Dezawa at Tohuku University in Sendai, Japan, and colleagues have found pluripotent cells called MUSE cells in bone marrow and connective tissue that do not form teratomas.
"The best stem cells might not make tumours," says Hassiotou. Dezawa agrees, and says that MUSE and BMSCs could be superior if they turn into a wide variety of cells without the risk of forming tumours.
Thea Tlsty at the University of California in San Francisco says she can imagine that there are pluripotent cells that do not make tumours. Her team recently identified pluripotent stem cells in breast tissue from non-lactating women and men (PNASdoi.org/krn). Although her cells do form tumours, she agrees that the standard test needs revisiting.
Tlsty is not convinced that BMSCs are truly pluripotent, since they have yet to be shown to differentiate fully into living tissue. Nevertheless, she is open-minded. It used to be thought that these cells were restricted to the testes or ovaries, "now we're finding them all over the body".(newscientist.com)

Total comment

Author

Unknown

Grow Up


Always Inspiring People and Be ACTIVE !


Total comment

Author

Unknown

Jangan Takut Makan Coklat


Sebuah Jurnal yang di publikasikan oleh The New England Journal of Medicine pada bulan Oktober 2012 menunjukkan bahwa negara yang mengkonsumsi coklat lebih banyak akan menghasilkan lebih banyak pemenang nobel, ini mungkin disebabkan karena coklat dapat meningkatkan kemampuan kognisi seseorang.  Coklat yang berasal dari biji Kakao adalah tumbuhan yang kaya akan zat yang bernama Flavanol. Zat ini kaya akan anti oksidan dan anti peradangan.

Selain meningkatkan kemampuan kognisi, coklat hitam juga dapat meningkatkan kesehatan jantung. Konsumsi sekitar 28 gr coklat hitam selama 1-3 kali dalam sebulan menurunkan resiko penyakit jantung sebanyak 26% sedang untuk konsumsi 1-2 kali dalam seminggu dapat menurunkan resiko sebanyak 32%. Untuk konsumsi setiap hari tidak terlihat perubahan penurunan yang berarti.

Manfaat lain dari coklat untuk jantung adalah kemampuannya dalam menurunkan tekanan darah. Penurunan ini dikarenakan zat  flavanol yang terkandung dalam coklat akan memicu produksi asam nitrit yang ada pada dinding pembuluh darah sehingga pembuluh darah akan menjadi lebih lebar dan tekanan darah pun turun.

Namun yang perlu diiingat tidak semua coklat baik untuk dimakan, karena kebanyakan olahan coklat yang berada di pasaran merupakan biji kakao yang sudah diolah dengan penambahan gula dan asam lemak jenuh, yang dapat mengurangi manfaat flavanol.  Jadi tetaplah mengkonsumsi coklat yang mengandung banyak flavanol alias Dark Chocolate.

Oleh Intan
SCORE CIMSA UNAND

Artikel ini juga dipublikasikan oleh inioke.com

Total comment

Author

Unknown


Orang yang suka begadang ataupun tidur dengan lampu masih menyala dapat menyebabkan kerusakan pada ritme sirkandian tubuh.Ilmuwan Australia menemukan bahwa tidur larut malam dapat menyebabkan jam biologis tubuh atau ritme sirkadian tubuh menjadi kacau, sehingga sulit untuk mengimbangi kegiatan yang dimulai dari jam 9.00 sampai 17.00. “Orang yang suka begadang sering merasa sulit untuk tidur dan tidak segar keesokan harinya. Efeknya sama seperti jet lag,” kata Profesor Helen Burgess dari Rush University Medical Center di Chicago.

Begitupun tidur dengan terlalu banyak cahaya buatan pada malam hari dari lampu juga berdampak buruk bagi kesehatan. Keadaan gelap pada saat tidur berperan penting dalam produksi hormon melatonin sehingga adanya cahaya atau sinar membuat produksi hormon melatonin akan berhenti. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh (immunomodulator). Prof. Russle Reiter dari Texas University mengatakan, “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.

Hal ini menjawab semua pertanyaan, bahwa memang benar begadang ataupun cahaya lampu di saat tidur merusak ritme sirkadian sehingga orang gampang lelah dan jatuh sakit.

Oleh
Wulan Pricila
SCORA CIMSA UNAND

Artikel ini juga dipublikasikan oleh inioke.com

Total comment

Author

Unknown

The learning difficulties that can result from premature birth may not be inevitable. That's the exciting conclusion of two independent but complementary studies.
Together, the studies suggest that the relatively small cerebral cortex seen in many preterm babies contains a normal number of neurons despite its size – and that these neurons could be nurtured back to health with the right postnatal care.
"For decades we thought of survivors of preterm birth as having a devastating permanent injury," says Stephen Back at the Oregon Health & Science University in Portland. The small cerebral cortex was widely assumed to reflect insufficient neurons in this part of the brain, perhaps because some of the cells are lost following the ischemia – reduced blood flow to brain tissue – often experienced by premature babies.
Back and colleagues decided to look at the effects of ischemia on the developing cortex in more detail. To do so they used a fetal sheep brain, as this animal model has been shown to closely match the brain of human fetuses. In a "painstaking but very accurate" process, Back's team used microscopy techniques to count the number of neurons in samples taken from fetal sheep brains that had suffered induced ischemic injury and those that had not.
Though the injured cortices had a smaller volume, Back's team was surprised to find that they had the same number of cells as uninjured cortices. "We counted the money and it was all there," says Back. "But the cells were all squished together."

Neuron 'saplings'

To get a better idea of what was going on, the researchers stained the cells and looked at their structure. Mature neurons have a tree-like structure, with dendrites extending radially from the cell like branches. The cells from the injured brain lacked these branches. "Instead of oak trees, we saw saplings," says Back.
The team then used an MRI technique that measures how water diffuses through brain tissue, called diffusion tensor imaging, to explore what effect this would have. In tissue with fully branching neurons, water diffuses randomly in all directions. In the damaged neurons, however, water diffused towards the surface of the brain – an indication of neuron immaturity.
This explains why the cortex volume was smaller, says Back. In a normally developing brain, the cortex expands rapidly in the third trimester as the cells start to blossom. The reduced blood flow had stopped this from happening.
In a sister study, Steven Miller at the Hospital for Sick Children in Toronto, Canada, and colleagues conducted a comprehensive survey of the links between neonatal care and brain development in 95 preterm babies. "The surprising detail was that it was mostly the cerebral cortex that is influenced, not the whole brain," says Miller.
What's more, MRI scans of the premature babies when they were 32 and 40 weeks old showed the same pattern that Back's team found in their animal tissue with under-developed – but not dead – neurons. "There's a remarkable agreement between the two studies," says Back. "The data is spot on." Miller agrees: "We think we're seeing the same thing."
These findings could change the way we think about brain damage. "The injury is not as bleak as we used to think. It's a disorder of maturation, not of loss," says Back.

Jump start cells

Miller's study suggests that better nutrition or cognitive stimulation might be a way to promote brain growth. "It's possible to alter the development of the brain by changing the environment of an individual," says Back. "You could jump start the cells and get them developing again."
Miller's team will follow the development progress of the 95 babies to see how changes in development within the cerebral cortex relate to their cognitive development. "Our long-term hope is that improving postnatal factors will also enable us to improve outcomes," he says.
"It's a ground-breaking study," says Zoltán Molnár at the University of Oxford, describing Back's work. "The cells don't die, they are there – the brain can catch up."
But Molnár also says it is a pity that Back's team did not look at other brain regions, such as the cortical subplate, which is one of the first places that neurons are generated in the fetus.
Other than blood loss, exactly what triggers these brain cells not to mature is still unknown. And what kind of environmental stimulation would be needed to prompt neurons to mature is another open question. But we should certainly focus on neonatal care, says Molnár, and explore how illness, nutrition, and clinical therapies affect the developing cortex.
The findings are genuinely illuminating, says David Edwards at University College London – but he thinks that we should not be too quick to settle on underdeveloped neurons as the only explanation for reduced cortical volume. "They have room to grow, but by how much?" he says. (newscientist.com)

Total comment

Author

Unknown

Haloha semua, scome unand mau report ni, jadi kemaren itu alhamdulillah sudah terlaksana dg baik seminar IPE mini HPEQ oleh scome cimsa unand. jadi seminar ini diikuti oleh mahasiswa dari 7 macam profesi, yaitu kedokteran, kedokteran gigi, kesehatan masyarakat, farmasi, keperawatan, kebidanan, dan ilmu gizi, sedangkan pematerinya berasal dri perwakilan HPEQ student, mbak Nurita Aryakhiyati dari keperawatan ugm dan HPEQ DIKTI yang diwakili oleh mbak Aprilia Ekawati Utami. 

Tujuan utama dri diadakannya seminar ini adalah menyadarkan pentingnya kolaborasi dri 7 profesi kesehatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan nasional juga mengubah mindset mahasiswa profesi kesehatan selama ini, bahwa ketika terjun ke masyarakat semua profesi adalah setara, tidak ada yang lebih dan tidak ada yg kurang, kita semua saling membutuhkan.

Acara dimulai jam 9 pagi dimulai dari pembukaan dan sambutan sampai jam 9.45, setelah itu baru materi yang pertama diberikan yaitu "Pengertian dan Pengenalan IPE" diberikan oleh kak Nurita dari HPEQ student, yang berasal dai keperawatan UGM selama sekitar satu jam dan tanya jawab 20 menit, berikutnya materi 2 dengan judul "Pembagian Kompetensi Masing-Masing Profesi" yang diberikan oleh Kak Aprillia Ekawati dari HPEQ DIKTI dengan durasi kurang lebih sama, setelah materi 2 baru diadakan Small Working Group dan ada bingkisan untuk grup yang kinerjanya paling baik dan kolaborasinya paling bagus, dan ada juga bingkisan untuk peserta yang paling aktif, setelah pemberian bingkisan baru pemberian kenang-kenangan kepada pemateri, dan acara selesai.

Semoga acara ini bermanfaat dan terima kasih kepada smua komponen yg terlibat, terutama panitia yg sudah bekerja keras demi terlaksananya project ini..

Warmest hugs from SCOMEdian,
Nani Hendriani
Local Officer of Medical Education
CIMSA UNAND

Total comment

Author

Unknown
Acara Addicted merupakan project yang mana bertujuan untuk meningkatkan atensi masyarakat dalam hal kesadaran membantu sesama, dimana dalam kesempatan ini berupa kegiatan donor darah. Pada awalnya kegiatan ini berencana dilakukan di kota Bukittinggi dimana di kota ini atensi masyarakat bisa dibilang rendah,tetapi karena pengurusan surat menyurat baik perizinan dan kerjasama yang susah, mungkin dikarenakan jarak yang lumayan jauh sehingga kegiatan addicted batal dikota Bukittinggi dan dilanjutkan di kota Padang.
Dalam kegiatan addicted ini kita memilih dua tempat yang strategis dimana masyarakat umum ramai mengunjungi tempat tersebut, yaitu Gor H. Agus Salim dan Danau Cimpago. Selama kegiatan ini kita bekerjasama dengan PMI kota Padang berupa penyediaan bus donor darah serta tenaga medisnya.
 

Kegiatan addicted pada pagi hari dilaksanakn di Gor H. Agus Salim. Rencana awal dilaksanakan pada pukul 5.30 hingga 10.00, tetapi dikarenakan paginya kota Padang diguyur oleh hujan sehingga masyarakat kota Padang menjadi sepi untuk berkunjung ke gor, yangmana biasanya ramai. Serta terdapatnya keterlambatan dalam memulainya kegiatan, sehingga efektifnya jalan kegiatan dimulai sekitar pukul 8.00. Tetapi panitia tetap berusaha agar sosialisasi dalam hal donor darah tetap tercapai, panitia dibagi menjadi 2 tim, tim pertama adalah tim yang memutari gor tersebut dan mensosialisasikan mengenai donor darah ke masyarakat yang ada di sekitar gor. Sedangkan tim kedua menyebar disekitar bus donor darah,dan bila bertemu dengan masyarakat langsung dijelaskan akan donor darah, dimana diberikan sebuah pamflet yang isinya berupa pengertian, manfaat serta jumlah darah dalam melakukan donor darah. Setelah beberapa lama dilakukan sosialisasi walau gor terlihat sepi, alhamdulillah terkumpul sekitar 15 kantong darah.
Dilanjutkan pada sore harinya yang dimulai pada pukul 16.30 hingga 18.30 di Danau Cimpago yang berada di dekat Taplau. Di tempat ini bus donor darah ‘hinggap' ditepi jalan yang notabene jalanan tersebut ramai dilalui oleh pengendara baik yang ingin lewat ataupun yang ingin bersantai-santai. Di Danau Cimpago ini panitia memulai ‘kegilaan' dalam hal promosi dan sosialisasi akan donor darah. Selayaknya SPG dalam menjajakan produknya, kita dengan berkeyakinan tinggi mulai mensosialisasikannya kepada pengendara yang melewati jalanan tersebut, yakni dengan cara menyorakkan mengenai donor darah serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan donor darah yang ditujukan kepada pengendara dan masyarakat yang berada disekitar tempat dilakukannya kegiatan. Antusias masyarakat lumayan banyak, bahakn tidak sedikit yang memperlambat laju kendaraan mereka dan bahkan ada yang berhenti untuk melakukan donor darah. Hal ini terus dilakukan hingga berkumandangnya azan Maghrib. Setelah perjuangan selama kurang lebih 2 jam terkumpul sekitar 17 kantong darah.
Sehingga total kantong darah yang terkumpul setelah berusaha promosi selama kurang lebih 4 jam adalah 32 kantong darah. Dan setiap pendonor kita memberikan kenang-kenangan berupa pena cantik dan pengajakan supaya terus mengikuti donor darah.

Total comment

Author

Unknown


Gulai jariang (jengkol-red), makanan yang satu ini harus ada disetiap rumah makan Padang. Jengkol memiliki rasa yang khas, beraroma dahsyat, dan nikmat oleh lidah masyarakat Minang. Tak heran banyak orang begitu menyukainya sampai-sampai nafsu makannya turun jika di piringnya tidak tersedia gulai jengkol. Namun tidak semua orang bisa mencerna kudapan yang satu ini. Pithecollobium Labatum atau jengkol memiliki kandungan yang bersifat toksik oleh sebagian orang.

Senyawa toksik tersebut adalah asam jengkolat. Senyawa ini memiliki ikatan sulfur yang memberikan bau khas dari jengkol sementara sifat asamnya lah yang akan mengganggu sistem kemih dan berisiko terjadi batu ginjal. Mekanisme terjadinya batu ginjal yaitu adanya endapan asam yang berbentuk kristal oksalat yang nantinya bisa menyumbat dan mengiritasi saluran kemih. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh orang dengan keracunan jengkol diantaranya nyeri hilang timbul, sulit buang air kecil, dan nafas berbau jengkol. Jika sumbatan ini dibiarkan maka bisa terjadi infeksi saluran kemih dan retensi urin.

Namun hal ini tergantung juga dengan toleransi fisiologis tubuh, orang dengan kondisi pH tubuh yang bersifat basa cenderung bisa mentolerir asam jengkolat. Sedangkan asam jengkolat mengendap pada pH dibawah 3. Hal ini bisa ditanggulangi dengan perbanyak minum air putih dan air soda cukup efektif untuk menetralisir keracunan jengkol, dikarenakan kandungan bikarbonatnya yang bersifat basa. Merebus jengkol dengan air abu juga bisa menetralisir asam jengkolat. Walaupun sudah diteliti bahwa jengkol memiliki berbagai khasiat, seperti mengatasi diabetes. Namun jengkol tetap tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, khususnya untuk penderita gangguan ginjal. Jika keluhan sudah berupa kencing disertai darah segera rujuk ke dokter. (24/02/2013)

Total comment

Author

Unknown