Jogjakarta,24
Maret 2012
Pagi yang cerah di kota jogja waktu itu. Aku terbangun tepat
pukul 6.30. Badan terasa pegal-pegal efek perjalanan jauh dari kota Semarang
menuju kota Jogjakarta ditempuh dengan fixie. Bersama dua temanku, kami
berangkat dari semarang untuk refreshing di kota Jogjakarta. Pagi itu kami
bertiga berniat keliling kota Jogja. Kebetulan hari itu adalah hari sabtu, jadi
bisa sekalian merasakan satnite nya kota Jogja.
Tujuan pertama kami adalah Jl.Malioboro. Setibanya di
Jl.Malioboro kami tidak ragu untuk mengabadikan momen itu hahaha.... Sedikit
narsis.
Puas bernarsis ria, kami langsung ke pedagang-pedagang di
sepanjang Jl.Malioboro. Mereka menjajakan barang-barang dagangannya dengan
ramah. Kami pun tertarik untuk membeli baju khas Jogja.
Hari mulai terik, tak terasa sudah pukul 14:00. Kami istirahat
sejenak untuk makan dan minum. Tak lengkap rasanya ke kota jogja kalau tidak
mencicipi hidangan khas Jogja, Gudeg Jogja menjadi menu santap siang kami.
Disaat kami sedang makan, ada pasangan tua renta yg berjalan
beriringan, terkejut kami ketika mengetahui kalau keduanya menyandang tuna
netra. Pasangan tua renta itu berjalan sambil menyanyikan lagu-lagu jawa. Iba
kami melihat itu, kami pun berniat mengajak pasangan tua renta itu untuk makan
bersama kami. Terkejut kami ketika pasangan tua renta itu menolak untuk diajak
makan, dengan bahasa jawa halus pasangan tua renta itu bilang "
terimakasih mas, embah masih kuat, embah mau terus berkarya, bukan mengharapkan
belas kasih orang lain ". Mendengar ucapan itu pun kami kagum, aku
kembali bertanya kepada pasangan tua renta tadi, " mbah, dulu memangnya
embah seniman ya? ". " iya
mas, embah dulu itu sinden, sering tampil di acara wayang kulit".
Percakapan berlanjut, hingga kami mendapatkan informasi kalau pasangan tua
renta itu sudah lama melakukan pekerjaan sebagai seniman jalanan, mereka hidup
dari hasil susah payah mereka. Dengan segala keterbatasan mereka, tidak membuat
mereka putus semangat, semangat untuk berkarya.
Aku termenung, adakah yg peduli dengan mereka, yang hakikatnya
mereka adalah manusia yg memiliki hak untuk memperoleh penghidupan yang layak.
Bagaimana kalau dalam sehari mereka tidak makan, bagaimana kalau mereka sedang
sakit, apakah ada yg mau menanggungnya. Apakah ini takdir tuhan? Sehingga
mereka kurang beruntung. Aku pikir ini bukan takdir tuhan, tapi ini kelalaian
kita sebagai sesama manusia. Setiap manusia mempunyai hak untuk memperoleh
penghidupan yg layak. Maka dari itu, sejak saat ini, mulailah kita peduli
kepada sesama manusia. Memberi bantuan dalam hal apapun itu sangat berarti bagi
mereka yang kekurangan. Mari kita junjung tinggi HAM setiap manusia, pada
dasarnya setiap kita adalah sama, mempunyai hak yang sama.
" senang karena bisa berbagi dengan sesama
itu lebih indah"
Karya:
Teguh
Wibowo
SMK
26 Pembangunan
Jakarta
Tulisan dibuat untuk Karya HAM SCORP 2012
0 komentar